Minggu, 20 Januari 2013

Kenaikan Tingkat Air Laut Terjadi Hingga Tahun 2100

Sejak akhir zaman es terakhir sekitar 21,000 tahun yang lalu, bumi telah mengalami kenaikan tingkat air laut sebesar 120 meter hingga saat ini.
Sebuah studi baru-baru ini diterbitkan Nature oleh tim laboratorium CEREGE yang bekerja sama dengan universitas-universitas di Tokyo dan Oxford, berhasil mengungkapkan misteri dari peristiwa kenaikan tingkat air laut, salah satu hal yang paling penting dalam penemuan terakhir. Studi ini dipublikasikan melalui situs IRD (Instit de rechcerche pour le developpement), France “400 – Exceptional rise in sea levels revealed.
Kenaikan tingkat air laut saat ini belum konstan, bukan diselingi oleh percepatan yang cepat, terkait dengan banjir es secara besar-besaran. Peningkatan terbesar yang dikenal Paleoclimatologists sebagai ‘Melt-Air Pulse 1A‘ menjadi misteri dalam banyak hal.

Kenaikan Tingkat Air Laut Di Seluruh Dunia

Penelitian ini membenarkan adanya peristiwa luar biasa yang telah menjadi kontroversi dalam beberapa hal. Kronologi kenaikan tingkat air laut, amplitudo dan durasi saat ini telah didefinisikan. Peristiwa ini dimulai tepatnya 14.650 tahun yang lalu dan bertepatan dengan dimulainya periode hangat yang dikenal sebagai ‘Bolling Oscillation’ yang menandai berakhirnya zaman es.
Icebergs, kenaikan tingkat air laut
Icebergs in Groenland / Credit: College de France/E. Bard
Kenaikan tingkat air laut pada waktu itu di seluruh dunia rata-rata 14 meter selama kurang dari 350 tahun. Hal ini terkait dengan laju kenaikan tingkat air laut 40mm per tahun, dibandingkan saat ini mengalami 3mm per tahun.

Karang (Peninggalan Iklim), Bukti Kenaikan Tingkat Air Laut

Para peneliti menganalisis inti yang diambil dari terumbu karang sekitar Tahiti, Polinesia, selama ekspedisi internasional IODP 310 ‘Tahiti Sea Level’. IODP internasional (Integrated Ocean Drilling Program) didanai INSU-CNRS melalui ECORD (Konsorsium Eropa untuk Penelitian dan Pengeboran Laut). Pekerjaan ini dilakukan peneliti CEREGE yang telah didukung secara finansial oleh Comer Foundation (AS), Europe Science Foundation (EuroMARC), European Community (Project Past4Future), College de France dan IRD.
Karang yang membentuk terumbu karang dan pulau karang, merupakan indikator yang sangat baik dan variasi permukaan laut juga memiliki catatan sejarah iklim sebelumnya. Karang ini juga dapat menentukan tanggal (sangat akurat), dengan menggunakan peluruhan radioaktif dari uranium alam yang akan terlihat melalui struktur.
Dengan menggunakan rekonstruksi permukaan air laut dari fosil karang serta simulasi geofisika, para ilmuwan mampu mengidentifikasi sumber yang mempercepat kenaikan tingkat air laut. Penelitian menunjukkan bahwa es Antartika ikut berperan sekitar 50% dari kenaikan tingkat air laut saat ini. Para ahli sebelumnya mempercayai bahwa pencairan es hanya berasal dari Kutub Utara yang telah memberikan kontribusi terhadap ‘Melt-Water Pulse 1A’, terutama es Laurentide yang menutupi sebagian besar Amerika Utara.
Untuk membuktikan mekanisme yang terjadi, tim peneliti membandingkan kenaikan tingkat air laut di Polinesia dengan pengamatan Barbados, selama ekspedisi penelitian sebelumnya di Karibia. Menurut hipotesis yang diterima sebelumnya, amplitudo kenaikan tingkat air laut di Tahiti dua kali lebih besar daripada di Barbados, yang lebih dekat dengan es Laurentide. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kenaikan itu setara di dua lokasi, hal ini menggambarkan peran yang sangat signifikan dipengaruhi es Antartika.

Perubahan Iklim Secara Global

Penelitian telah memberikan gambaran baru tentang hubungan kompleks antara sirkulasi iklim, laut dan permukaan air laut. Dengan menunjukkan sinkronisitas antara ‘Melt-Water Pulse 1A’ dan pemanasan Bolling Oscillation, secara khusus menunjukkan keterkaitan masuknya air tawar kedalam lautan besar. Mungkin disebabkan gangguan utama sirkulasi termohalin (sirkulasi air laut permanen akibat suhu dan variasi garam antara benda yang berbeda dari air.) di lautan global, hal tersebut memiliki dampak pada perubahan iklim global. Penelitian ini juga menunjukkan reaksi kompleks dari es dalam gangguan klimaks utama, terutama ketidakstabilan potensial dari es Antartika.

Sudah Terjadi Sejak Zaman Kuno

Hasil ini sangat penting berkaitan dengan kenaikan tingkat air laut, merupakan salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari pemanasan global yang berasal sejak awal era industri. Pada abad yang lalu, data marigraphic menyebutkan bahwa kenaikan tingkat air laut antara 1,5 dan 2 mm per tahun. Baru-baru ini, satelit Altimetri menunjukkan kenaikan global rata-rata 3.3mm per tahun selama dua dekade terakhir. Meskipun perkiraan masing-masing kontribusi masih dipelajari, jelas bahwa ekspansi termal dari laut (selain pencairan es kutub dan gletser gunung) adalah penyebab utama.

Prediksi Tingkat Air Laut Masa Depan

Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) terakhir tahun 2007, menunjukkan kenaikan tingkat air laut pada tahun 2100 akan berada di antara 20 dan 60cm, tergantung emisi gas model rumah kaca yang digunakan. Model yang digunakan hingga tahun 2007 tidak memberikan simulasi realistis tentang respon dinamis es di kutub dari pemanasan global yang digunakan dalam penelitian ini.
Lebih dari 3 miliar penduduk atau setengah dari populasi dunia, mereka hidup di pesisir (kurang dari 200 km dari garis pantai), dan sepersepuluh dari populasi saat ini hidup di wilayah kurang dari 10m diatas permukaan air laut.
Prediksi IPCC tahun 2007 mungkin tidak akan berlaku, simulasi terbaru menunjukkan kenaikan tingkat air laut lebih tinggi, antara 60 dan 180 cm pada tahun 2100.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks