Sejak akhir zaman es terakhir sekitar 21,000 tahun yang lalu, bumi telah mengalami kenaikan tingkat air laut sebesar 120 meter hingga saat ini.
Sebuah studi baru-baru ini diterbitkan Nature oleh tim laboratorium CEREGE
 yang bekerja sama dengan universitas-universitas di Tokyo dan Oxford, 
berhasil mengungkapkan misteri dari peristiwa kenaikan tingkat air laut,
 salah satu hal yang paling penting dalam penemuan terakhir. Studi ini 
dipublikasikan melalui situs IRD (Instit de rechcerche pour le developpement), France “400 – Exceptional rise in sea levels revealed“.
Kenaikan tingkat air laut
 saat ini belum konstan, bukan diselingi oleh percepatan yang cepat, 
terkait dengan banjir es secara besar-besaran. Peningkatan terbesar yang
 dikenal Paleoclimatologists sebagai ‘Melt-Air Pulse 1A‘ menjadi misteri dalam banyak hal.
Kenaikan Tingkat Air Laut Di Seluruh Dunia
Penelitian
 ini membenarkan adanya peristiwa luar biasa yang telah menjadi 
kontroversi dalam beberapa hal. Kronologi kenaikan tingkat air laut, 
amplitudo dan durasi saat ini telah didefinisikan. Peristiwa ini dimulai
 tepatnya 14.650 tahun yang lalu dan bertepatan dengan dimulainya 
periode hangat yang dikenal sebagai ‘Bolling Oscillation’ yang menandai 
berakhirnya zaman es.
Icebergs in Groenland / Credit: College de France/E. Bard
Kenaikan tingkat air laut pada waktu itu di seluruh dunia rata-rata 14 meter selama kurang dari 350 tahun. Hal ini terkait dengan laju kenaikan tingkat air laut 40mm per tahun, dibandingkan saat ini mengalami 3mm per tahun.
Karang (Peninggalan Iklim), Bukti Kenaikan Tingkat Air Laut
Para
 peneliti menganalisis inti yang diambil dari terumbu karang sekitar 
Tahiti, Polinesia, selama ekspedisi internasional IODP 310 ‘Tahiti Sea 
Level’. IODP internasional (Integrated Ocean Drilling Program) didanai 
INSU-CNRS melalui ECORD (Konsorsium Eropa untuk Penelitian dan 
Pengeboran Laut). Pekerjaan ini dilakukan peneliti CEREGE yang telah 
didukung secara finansial oleh Comer Foundation (AS), Europe Science 
Foundation (EuroMARC), European Community (Project Past4Future), College
 de France dan IRD.
Karang yang 
membentuk terumbu karang dan pulau karang, merupakan indikator yang 
sangat baik dan variasi permukaan laut juga memiliki catatan sejarah 
iklim sebelumnya. Karang ini juga dapat menentukan tanggal (sangat 
akurat), dengan menggunakan peluruhan radioaktif dari uranium alam yang 
akan terlihat melalui struktur.
Dengan menggunakan rekonstruksi permukaan air laut dari fosil karang serta simulasi geofisika, para ilmuwan mampu mengidentifikasi sumber yang mempercepat kenaikan tingkat air laut. Penelitian menunjukkan bahwa es Antartika
 ikut berperan sekitar 50% dari kenaikan tingkat air laut saat ini. Para
 ahli sebelumnya mempercayai bahwa pencairan es hanya berasal dari Kutub Utara
 yang telah memberikan kontribusi terhadap ‘Melt-Water Pulse 1A’, 
terutama es Laurentide yang menutupi sebagian besar Amerika Utara.
Untuk
 membuktikan mekanisme yang terjadi, tim peneliti membandingkan kenaikan
 tingkat air laut di Polinesia dengan pengamatan Barbados, selama 
ekspedisi penelitian sebelumnya di Karibia. Menurut hipotesis yang 
diterima sebelumnya, amplitudo kenaikan tingkat air laut
 di Tahiti dua kali lebih besar daripada di Barbados, yang lebih dekat 
dengan es Laurentide. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kenaikan itu 
setara di dua lokasi, hal ini menggambarkan peran yang sangat signifikan
 dipengaruhi es Antartika.
Perubahan Iklim Secara Global
Penelitian
 telah memberikan gambaran baru tentang hubungan kompleks antara 
sirkulasi iklim, laut dan permukaan air laut. Dengan menunjukkan 
sinkronisitas antara ‘Melt-Water Pulse 1A’ dan pemanasan Bolling 
Oscillation, secara khusus menunjukkan keterkaitan masuknya air tawar 
kedalam lautan besar. Mungkin disebabkan gangguan utama sirkulasi 
termohalin (sirkulasi air laut permanen akibat suhu dan variasi garam antara benda yang berbeda dari air.) di lautan global, hal tersebut memiliki dampak pada perubahan iklim global.
 Penelitian ini juga menunjukkan reaksi kompleks dari es dalam gangguan 
klimaks utama, terutama ketidakstabilan potensial dari es Antartika.
Sudah Terjadi Sejak Zaman Kuno
Hasil ini sangat penting berkaitan dengan kenaikan tingkat air laut,
 merupakan salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari pemanasan 
global yang berasal sejak awal era industri. Pada abad yang lalu, data 
marigraphic menyebutkan bahwa kenaikan tingkat air laut antara 1,5 dan 2
 mm per tahun. Baru-baru ini, satelit Altimetri menunjukkan kenaikan 
global rata-rata 3.3mm per tahun selama dua dekade terakhir. Meskipun 
perkiraan masing-masing kontribusi masih dipelajari, jelas bahwa 
ekspansi termal dari laut (selain pencairan es kutub dan gletser gunung)
 adalah penyebab utama.
Prediksi Tingkat Air Laut Masa Depan
Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) terakhir tahun 2007, menunjukkan kenaikan tingkat air laut pada tahun 2100 akan berada di antara 20 dan 60cm, tergantung emisi gas
 model rumah kaca yang digunakan. Model yang digunakan hingga tahun 2007
 tidak memberikan simulasi realistis tentang respon dinamis es di kutub 
dari pemanasan global yang digunakan dalam penelitian ini.
Lebih dari 3 miliar penduduk atau setengah dari populasi dunia, mereka hidup di pesisir (kurang dari 200 km dari garis pantai), dan sepersepuluh dari populasi saat ini hidup di wilayah kurang dari 10m diatas permukaan air laut.
Prediksi IPCC tahun 2007 mungkin tidak akan berlaku, simulasi terbaru menunjukkan kenaikan tingkat air laut lebih tinggi, antara 60 dan 180 cm pada tahun 2100.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks