Analisis fosil terbaru menyatakan bahwa burung Dinosaurus menggunakan sayap untuk terbang pasif diantara pepohonan.
Sebuah studi yang dirilis pada Jurnal Current Biology ‘Primitive Wing Feather Arrangement in Archaeopteryx lithographica and Anchiornis huxleyi‘, menyatak bahwa burung dinosaurus sebenarnya tidak bisa terbang tinggi seperti burung modern, mereka melompat dari puncak tertinggi atau diatas pepohonan.
Burung Dinosaurus Terbang Pasif
Nenek moyang burung Camar dan Gagak berasal dari burung dinosaurusumum,
sayap digunakan untuk membantu jarak lompatan, atau terbang pasif dari
pohon ke pohon. Sebuah studi terkini menjelaskan bahwa fosil dinosaurus
yang berusia 155 juta tahun mengungkapkan asal usul sayap burung saat
ini yang memiliki penampilan berbeda daripada yang diperkirakan
sebelumnya. Penemuan ini akan mendukung teori bagaimana burung
dinosaurus belajar terbang.
Jakob Vinther seorang dosen Biology And Earth Sciences-Bristol University-UK,
menjelaskan studi bulu sayap menunjukkan burung dinosaurus belajar
terbang dengan memanjat pohon dan melompat dari satu pohon ke pohon
lainnya. Awal perkembangan bulu untuk meningkatkan luas permukaan sayap
burung dinosaurus sehingga dalam evolusi selama jutaan tahun akhirnya
spesis burung bisa terbang lebih jauh.
Tim peneliti internasional menemukan dan memeriksa dua fosil burung Dinosaurus.
Archaeopteryx, spesis burung dinosaurus pertama yang kadang-kadang
disebut dengan nama Urvogel. Fosil ini ditemukan seorang pekerja tambang
di Jerman pada pertengahan 1870-an-. Anchiornis, spesis yang hampir
mendekati kesempurnaan burung, ber-genus kecil, berbulu, atau dikenal
juga sebagai dinosaurus Troodontid. Spesis ini ditemukan pada tahun
2009, genus dinosaurus pertama yang memiliki kekayaan warna dan corak
bulu. Kedua spesis burung berasal dari periode dinosaurus yang kemudian
berevolusi membentuk burung sempurna seperti yang ada pada saat ini.
Fosil-fosil
tersebut terjaga dengan baik hingga peneliti bisa dengan jelas melihat
tanda-tanda adanya bulu burung, mereka melihat fitur fosil sayap Archaeopteryx yang terlewatkan. Perbedaan bulu burung modern dan bulu Archaeopteryx
terletak pada bulu sayap. Burung modern memiliki banyak bulu pendek,
namun burung dinosaurus memiliki beberapa lapis bulu yang panjang hingga
90 persen melebihi ukuran bulu-bulu sayap. Vinther dan rekannya
Nicholas Longrich mengetahui bahwa sayap yang berbulu panjang dalam
kondisi apapun dapat digunakan untuk terbang yang menyerupai penerbangan
burung modern.
Bulu yang panjang
mengurangi Archaeopteryx mengepakkan sayapnya, sayap burung dinosaurus
menjadi alat bantu terbaik yang digunakan sebagai mekanisme melayang.
Burung modern memiliki desain sayap khusus yang memungkinkan udara
mengalir bebas di antara sayap ketika terbang. Pada saat hentakan,
kontak bulu untuk membentuk membran yang ketat sehingga tidak ada udara
yang dapat melaluinya. Hal ini menjelaskan bagaimana burung modern dapat
terbang tinggi dengan mekanisme tersebut.
Evolusi Sayap Burung Dinosaurus
Studi
burung dinosaurus sebelumnya (Anchiornis), Vinther mengetahui bahwa
spesis ini memiliki sayap yang menyerupai Archaeopteryx dengan kontur
bulu panjang. Burung dinosaurus Archaeopteryx lebih erat terkait dengan
burung Anchiornis. Berarti jenis sayap mungkin standar diantara
keduanya, dengan kata lain jenis sayap merupakan bagian dari evolusi
sayap burung.
Penemuan ini menandai
hipotesis dominan tentang bagaimana burung dinosaurus berevolusi menjadi
burung modern. Kelompok palaeontolog di Amerika meyakini bahwa burung
dinosaurus tidak memanjat pohon sama sekali.
Mereka berpendapat bahwa burang dinosaurus berlari di sekitar ladang, di mana mereka belajar mengepakkan sayap. Yang pada akhirnya burung dinosaurus mengembangkan kemampuan untuk lepas landas, dan kemudian belajar terbang dengan sayap selama masa evolusi.
Spesis
Microraptor telah ditemukan di Cina, spesis ini memiliki empat sayap,
memiliki bulu pada lengan serta pada kaki. Tapi para peneliti yakin
bahwa Microraptor tidak menggunakan kaki belakangnya untuk mengepak,
karena tidak memiliki otot-otot yang mendukung hal itu. Fakta ini
menunjukkan bahwa sayap digunakan untuk penerbangan pasif dan berevolusi
menjadi sayap berpermukaan besar.
Meskipun
studi ini sulit untuk meyakinkan peneliti lain dengan persuasi berbeda,
penemuan baru bisa membantu merevisi penjelasan populer tentang
bagaimana burung dinosaurus berevolusi menjadi burung modern
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks