Minggu, 20 Januari 2013

Burung Dinosaurus Melompat, Bukan Terbang

Analisis fosil terbaru menyatakan bahwa burung Dinosaurus menggunakan sayap untuk terbang pasif diantara pepohonan.
Sebuah studi yang dirilis pada Jurnal Current BiologyPrimitive Wing Feather Arrangement in Archaeopteryx lithographica and Anchiornis huxleyi‘, menyatak bahwa burung dinosaurus sebenarnya tidak bisa terbang tinggi seperti burung modern, mereka melompat dari puncak tertinggi atau diatas pepohonan.

Burung Dinosaurus Terbang Pasif

Nenek moyang burung Camar dan Gagak berasal dari burung dinosaurusumum, sayap digunakan untuk membantu jarak lompatan, atau terbang pasif dari pohon ke pohon. Sebuah studi terkini menjelaskan bahwa fosil dinosaurus yang berusia 155 juta tahun mengungkapkan asal usul sayap burung saat ini yang memiliki penampilan berbeda daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan ini akan mendukung teori bagaimana burung dinosaurus belajar terbang.
Archaeopteryx, burung dinosaurus
Archaeopteryx / Credit: ferahgo-the-assassin.deviantart
Jakob Vinther seorang dosen Biology And Earth Sciences-Bristol University-UK, menjelaskan studi bulu sayap menunjukkan burung dinosaurus belajar terbang dengan memanjat pohon dan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Awal perkembangan bulu untuk meningkatkan luas permukaan sayap burung dinosaurus sehingga dalam evolusi selama jutaan tahun akhirnya spesis burung bisa terbang lebih jauh.
Tim peneliti internasional menemukan dan memeriksa dua fosil burung Dinosaurus. Archaeopteryx, spesis burung dinosaurus pertama yang kadang-kadang disebut dengan nama Urvogel. Fosil ini ditemukan seorang pekerja tambang di Jerman pada pertengahan 1870-an-. Anchiornis, spesis yang hampir mendekati kesempurnaan burung, ber-genus kecil, berbulu, atau dikenal juga sebagai dinosaurus Troodontid. Spesis ini ditemukan pada tahun 2009, genus dinosaurus pertama yang memiliki kekayaan warna dan corak bulu. Kedua spesis burung berasal dari periode dinosaurus yang kemudian berevolusi membentuk burung sempurna seperti yang ada pada saat ini.
Fosil-fosil tersebut terjaga dengan baik hingga peneliti bisa dengan jelas melihat tanda-tanda adanya bulu burung, mereka melihat fitur fosil sayap Archaeopteryx yang terlewatkan. Perbedaan bulu burung modern dan bulu Archaeopteryx terletak pada bulu sayap. Burung modern memiliki banyak bulu pendek, namun burung dinosaurus memiliki beberapa lapis bulu yang panjang hingga 90 persen melebihi ukuran bulu-bulu sayap. Vinther dan rekannya Nicholas Longrich mengetahui bahwa sayap yang berbulu panjang dalam kondisi apapun dapat digunakan untuk terbang yang menyerupai penerbangan burung modern.
Bulu yang panjang mengurangi Archaeopteryx mengepakkan sayapnya, sayap burung dinosaurus menjadi alat bantu terbaik yang digunakan sebagai mekanisme melayang. Burung modern memiliki desain sayap khusus yang memungkinkan udara mengalir bebas di antara sayap ketika terbang. Pada saat hentakan, kontak bulu untuk membentuk membran yang ketat sehingga tidak ada udara yang dapat melaluinya. Hal ini menjelaskan bagaimana burung modern dapat terbang tinggi dengan mekanisme tersebut.

Evolusi Sayap Burung Dinosaurus

Studi burung dinosaurus sebelumnya (Anchiornis), Vinther mengetahui bahwa spesis ini memiliki sayap yang menyerupai Archaeopteryx dengan kontur bulu panjang. Burung dinosaurus Archaeopteryx lebih erat terkait dengan burung Anchiornis. Berarti jenis sayap mungkin standar diantara keduanya, dengan kata lain jenis sayap merupakan bagian dari evolusi sayap burung.
Penemuan ini menandai hipotesis dominan tentang bagaimana burung dinosaurus berevolusi menjadi burung modern. Kelompok palaeontolog di Amerika meyakini bahwa burung dinosaurus tidak memanjat pohon sama sekali.
Mereka berpendapat bahwa burang dinosaurus berlari di sekitar ladang, di mana mereka belajar mengepakkan sayap. Yang pada akhirnya burung dinosaurus mengembangkan kemampuan untuk lepas landas, dan kemudian belajar terbang dengan sayap selama masa evolusi.
Spesis Microraptor telah ditemukan di Cina, spesis ini memiliki empat sayap, memiliki bulu pada lengan serta pada kaki. Tapi para peneliti yakin bahwa Microraptor tidak menggunakan kaki belakangnya untuk mengepak, karena tidak memiliki otot-otot yang mendukung hal itu. Fakta ini menunjukkan bahwa sayap digunakan untuk penerbangan pasif dan berevolusi menjadi sayap berpermukaan besar.
Meskipun studi ini sulit untuk meyakinkan peneliti lain dengan persuasi berbeda, penemuan baru bisa membantu merevisi penjelasan populer tentang bagaimana burung dinosaurus berevolusi menjadi burung modern

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks