Hanging Garden, dalam bahasa diartikan sebagai Taman Gantung Babilonia, merupakan taman romantis dan puitis dalam sejarah kuno dan memiliki misteri yang menjadi perdebatan sejarawan hingga kini. Kurangnya dokumentasi dalam sejarah Babilonia membuat keraguan tentang taman-taman indah yang pernah menjadi kebanggaan manusia, atau hanya isapan jempol dari penyair kuno dan novelis.
Hanging Garden (Taman
Gantung Babilonia)
tidak benar-benar menggantung, Nama Hanging (menggantung)
berasal dari kata Yunani “Kremastos” atau kata Latinnya “Pensilis”,
yang artinya lebih dari sekedar “menggantung” seperti teras
atau balkon. Taman itu mungkin dikembangkan seperti struktur Ziggurat
dan dibangun dalam bentuk teras tinggi, sehingga Hanging
Garden memiliki tingkat tanaman berbeda di setiap lantainya dan
berbeda pula di bagian atas taman.
Sejarah Berdirinya Taman Gantung Babilonia
Hanging
Garden (Taman Gantung
Babilonia), mereka mengasumsikan sebagai salah satu
karya dari semi legenda Ratu Sammu-Ramat (Yunani Semiramis),
seorang Ratu Assyria yang memerintah 810-783 SM, atau Raja Nebukadnezar
II (raja Kekaisaran Babilonia) yang memerintah di tahun 605 SM
hingga- 562 SM. Meskipun tidak ada argumen menarik tentang kredibilitas
(kebenaran) dari salah satu asumsi, taman ini sering disebut Hanging
Garden Semiramis.
Taman Gantung
Babilonia diduga berada di bagian timur tepi Sungai Efrat,
sekitar 31 mil selatan Baghdad. Sebuah teori mengatakan bahwa Taman
Gantung Babilonia dibangun di kota Niniwe, di tepi Sungai
Tigris. Ada kemungkinan bahwa lokasi Taman Gantung Babilonia berada di
kota Niniwe sejak artifak di tempat itu jelas menunjukkan adanya taman.
Taman
Gantung Babilonia diperkirakan memiliki tinggi sekitar 75 kaki (22
meter). Taman Gantung Babilonia digambarkan sangat mengesankan tidak
hanya memiliki bunga-bunga mekar, pepohonan berbuah matang, memancarkan
air terjun, teras yang rimbun dengan banyak dedaunan, dan makhluk
eksotis. Arsitek Jerman dan arkeolog Robert Koldewey mengungkapkan semi
legendaris Babilonia sebagai realitas geografis dan sejarah, menemukan
artifak kubah besar dan lengkungan di situs. Mereka juga menemukan
sistem hidrolik kuno seperti gambar pompa air dari sungai.
Misteri Dibalik Taman Gantung Babilonia
Sejarah tentang pembangunan pertama Taman
Gantung Babilonia menyebut Semiramis. Selama berabad-abad legenda
Semiramis menarik perhatian sejarawan Yunani, tetapi taman itu juga
merupakan inspirasi para novelis, penyair dan pendongeng lainnya.
Kesatria penjaga ratu dalam sejarah menyebut Semiramis di zaman mereka,
Semiramis dikatakan telah memiliki rangkaian panjang yang terdiri dari
tentara tampan. Ada juga rumor lain mengatakan bahwa setiap kekasih Ratu
tewas setelah malam-malam yang bergairah (bercinta), sehingga
kekuatannya tidak akan terancam oleh seorang pria yang diduga memiliki
hubungan dengannya.
Pendapat lain
mengatakan bahwa Raja Nebukadnezar
II membangun Hanging Garden (Taman
Gantung Babilonia) pada tahun 561 SM. Dia membangun taman
legendaris untuk menghibur istrinya (Amytis) karena dia (istri) rindu
pada gunung dan tanaman hijau di tanah airnya. Nebukadnezar II adalah
raja yang paling banyak dikenal melalui perannya dalam Alkitab. Menurut
Alkitab, ia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem dan mengirim orang Yahudi
ke pengasingan.
Teori Adanya Taman Gantung Babilonia Di Beberapa Lokasi
Mengutip
tulisan yang dimuat Ancientworldwonders, beberapa fakta yang
diperoleh saat ini belum cukup kuat menggambarkan keberadaan tentang Taman
Gantung Babilonia.
Dalam
deskripsi Herodotus tentang kota Babilonia (Histories Book I, bagian
178-184), Herodotus mengatakan telah berkunjung ke
Babilonia tapi tidak menyebutkan taman, dan tulisan ini bisa menjadi
bukti bahwa Taman Gantung Babilonia tidak ada. Para Sejarawan abad
ke-18, Edward Gibbon bahkan melangkah lebih jauh dan menuduh Herodotus
tidak pernah menginjakkan kaki di Babilonia.
Bukti lain adanya Taman Gantung Babilonia, ada ribuan tablet
tanah liat dari periode Babilonia. Batu peninggalan pemerintahan
Nebukadnezar memberikan deskripsi rinci tentang kota Babilonia, dinding,
dan istana, tetapi tidak menggambarkan adanya Taman Gantung Babilonia.
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa para prajurit Alexander
(Alexander The Great) kagum pada kemakmuran kota Babilonia dan
cenderung melebih-lebihkan pengalaman mereka. Ketika para prajurit
kembali ke tanah air, mereka memiliki cerita yang luar biasa tentang
taman itu, pohon-pohon palem, dan bangunan megah Mesopotamia
yang kaya dan subur.
Tulisan
kuno Hanging Garden (Taman Gantung Babilonia) pertama kali
dijelaskan oleh Berossus, seorang imam Chaldaean (Dinasti dalam
sejarah Babilonia) yang hidup di abad ke 4, bukunya Babyloniaca yang
ditulis sekitar tahun 280 SM. Buku itu hilang tapi sempat dibaca dan
diringkas oleh Alexander Polyhistor di tahun 1 SM, risalah dari
42 buku tentang sejarah dunia dan geografi
yang juga hilang. Risalah itu (sebelum hilang) digunakan oleh Josephus
(37-100 AD), yang membahas tentang taman sebanyak dua kali, satu kali di
Jewish Antiquities, dan sekali di Contra Apionem, atau Against
The Greeks.
Dalam Sejarah Yunani
Kuno, Strabo mengungkapkan deskripsi tentang Taman
Gantung Babilonia. Taman ini berbentuk segi empat, dan setiap sisi
memiliki empat Plethra panjang. Terdiri dari kubah melengkung yang
berada di atas kotak-kotak kubus seperti pondasi. Jalan menuju ke atas
teras (atap) menggunakan sebuah tangga.
Philo, dalam sejarah
Yunani kuno mengatakan bahwa Hanging Garden memiliki tanaman
yang di budidayakan di atas permukaan tanah, dan akar pohon yang
tertanam di teras atas dan bukan di bumi. Seluruhnya didukung kolom
batu, percikan air muncul dari sumber aliran miring. Aliran air ini
mengairi seluruh akar tanaman dan menjaga kelembaban wilayah taman.
Rumput hijau tumbuh secara permanen dan daun pohon tumbuh melekat erat
pada cabang-cabang yang kenyal.
Diodorus,
dalam sejarah Yunani kuno juga mengatakan bahwa Taman Gantung Babilonia
seperti bukit dan beberapa bagian strukturnya meningkat dari satu sama
lain. Dari semua ini, tanah telah bertumpuk … dan tebal yang ditanami
pohon dari berbagai jenis, menurut ukuran mereka yang besar, dan pesona
lain memberi kesenangan dalam melihatnya. Mesin-mesin air (mengangkat)
air dalam jumlah besar dari sungai, meskipun tidak ada orang diluar bisa
melihatnya.
Arkeolog lain bersikeras bahwa bangunan berkubah berada ribuan meter dari sungai Efrat, terlalu jauh untuk mendukung pernyataan aslinya, Strabo bisa saja (kebetulan) salah mengenai lokasi. Tim yang terakhir merekonstruksi situs istana, menempatkan Taman Gantung Babilonia dalam zona yang di sketsa dari sungai ke istana. Hal menarik lainnya bahwa di tepi sungai Efrat, sebuah peninggalan ditemukan dengan ukuran sangat besar (82 kaki), dinding tebal, mungkin telah membentuk teras seperti yang disebutkan dalam sumber-sumber Yunani kuno.
Penggalian arkeologi terakhir di Babilonia
telah menemukan sebuah istana besar, sebuah bangunan berkubah dengan
dinding tebal (mungkin yang disebutkan oleh sejarawan Yunani), dan
irigasi juga dekat dengan istana. Meskipun tim arkeologi meneliti lokasi
istana dan memberikan rekonstruksi bangunan berkubah sebagai Taman
Gantung Babilonia, pernyataan Strabo menggambarkan Hanging
Gardens (Taman Gantung Babilonia) berada di lokasi lain (dekat
Sungai Efrat).
Para arkeolog dan
sejarawan percaya bahwa Taman Gantung Babilonia tidak hancur oleh gempa
bumi, tetapi karena bencana kecil lain seperti erosi dan peperangan.
Tentara dan perampok lainnya bisa saja menjadi penyebab kehancuran.
Setelah sekitar 600 atau 700 tahun, seluruh struktur Taman Gantung
Babilonia telah rata dengan tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks