Pembantaian kembali terjadi di tanah
Palestina. Serangan membabi buta terjadi siang dan malam yang dilakukan
oleh militer Israel. Militer Israel menyerang dan menghacurkan
wilayah-wilayah penduduk sipil yang tidak berdosa, walau Israel selalu
berdalih bahwa target sasaran militernya adalah tempat-tempat teroris
dan pusat-pusat militer Hamas, akan tetapi kenyataannya berbalik, Israel
tidak bosan-bosannya membuat teror berdarah kewilayah-wilayah penduduk
sipil Palestina.
Tidak tanggung-tanggung militer Israel atas perintah Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu, militernya untuk terus menggempur wilayah Gaza, padahal pada
waktu yang sama di Palestina mendapatkan kunjungan Perdana Menteri
Mesir Hesham Kandil, Jumat 16 November 2012.
Sebelumnya pihak Israel sendiri telah berjanji dengan pernyataan resminya bahwa Israel siap menghentikan sementara serangan militer selama tiga jam kunjungan Perdana Menteri Mesir Hesham Kandil atas
permintaan pemerintahan Mesir. Akan tetapi pernyataan resmi tersebut
telah dilanggarnya oleh pihak Israel sendiri. Israel berdalih kuat bahwa
serangan diawali dengan adanya serangan dari Hamas dengan
roket-roketnya yang mengarah ke ibukota Israel, Tel Aviv.
Kedua kekuatan tidak saling
mengalah, keduanya saling baku tembak, dan akhirnya banyak warga sipil
yang menderita, baik nyawa maupun harta. Korban terbanyak jatuh kepada
pihak Palestina, yaitu anak-anak dan para orang tua. Dalam serangan
Israel ke Gaza Palestina, tepatnya saat kedapatan kunjungan Perdana
Menteri Mesir Hesham Kandil, Israel mengeluarkan penyataan kerasnya dan sekaligus ancaman buat Palestina, bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengerahkan pasukannya ke jalur Gaza dengan jumlah yang lebih besar.
Sepertinya pergolakan di tanah
Palestina dengan tetangga dekatnya zionis Israel tidak akan pernah
berakhir, walau sering kali terjadi berbagai perjanjian resmi berskala
Internasional hampir setiap tahunnya. Akan tetapi dari pihak zionis
Israel sendiri tetap masih merasa kurang puas dan tidak pernah ikhlas
dari setiap perjanjian dan kesepakan perdamai yang di tandatanganinya
oleh pihak Palestina.
Zionis Israel tetap bersihkukuh
ingin menghabiskan rakyat Palestina sampai keakar-akarnya, pasalnya
Israel masih ingin menguasai dan memperluas wilayah geografis negaranya.
Karena bagi kebanyakan rakyat zionis Israel bahwa tanah Palestina
adalah bagian dari tanah yang dijanjikan menurut kitab sucinya, Taurat.
Makanya sampai saat ini zionis Israel terus-menerus sepanjang tahun
menggempur kedaulatan Palestina.
Kekuatan Israel semakin memuncak
dengan adanya banyak dukungan dari negara-negara zionis lainnya,
Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, belum lagi dukungan beberapa
negara zionis yang ada di Asia, Afrika dan di Timur Tengah itu sendiri.
Baik dukungan berupa bantuan peralatan militer berteknologi canggih,
dukungan kekuatan finansial juga dukungan diplomasi Internasinal. Namun sebenarnya bagaimana sih awal sejarah Israel membantai Palestina ???.
Hingga saat itu peperangan panjang terus terjadi di tanah Palestina yang dikuasai oleh zionis Israel. Sementara masyarakat
dunia belum tahu kapan bakal berakhir konflik antara Palestina dan
Isael, sebab kedua pihak masih saling baku tembak. Rakyat dan militer
Palestina tetap berjuang mempertahankan wilayah dan kemerdekaannya atas
penindasan Israel sampai sekarang. Namun dalam hal tersebut tetap harus
ada campur tangan dari pihak-pihak Internasional, yaitu Dewan Perserikatan Bangsa-bangsa dan Organisasi Islam Dunia.
Dan di dalam kekuatan Israel sendiri terjadi pamor kuat dari posisinya semakin melonjak, sementara negara-negara Persatuan Liga Arab
harus menanggung akibat sebagai pihak yang kalah. Sudah kehilangan
wilayah, mereka pun harus menanggung malu serta terkuras kekuatan
militer maupun ekonominya. Dengan posisi tawarnya yang kini jauh lebih
kuat, Israel beranggapan dan bahkan yakin, bahwa akhirnya Tel Aviv akan
memperoleh kedamaian.
Bertolak dari kemenangan dan kekuatan
itu, Tel Aviv percaya akan mampu menekan negara-negara Arab dalam
perundingan perdamaian. Israel pun sudah bermimpi bahwa kekerasan dan
perang yang selalu mewarnai sejarahnya, segera akan berakhir. Kenyataan
ternyata berbicara lain.
Dan bagi Indonesia mendukung
perjuangan Palestina, sedikitnya 28 aktivis Indonesia saat ini giat
membangun Rumah Sakit Indonesia di Kota Gaza, Palestina. Mereka tetap
bertahan di tengah gencarnya gempuran Israel di wilayah bergolak
tersebut di jalur Gaza. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Kota Gaza
saat ini sudah memasuki tahap ke dua, dan sebagian besar sudah rampung
dan sedang memasang tembok.
Kebrutal Israel terhadap bangsa
Palestina yang kembali terjadi mengundang banyak reaksi keras dari dalam
negeri dan sejumlah negara-negara di dunia. Serangan yang dilancarkan
militer Israel ke sejumlah wilayah di Palestina itu dikecam keras pula
oleh Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin.
Lukman Hakim Saifuddin menyatakan
kekerasan yang dilakukan tentara rezim zionis Israel terhadap warga
sipil Palestina sudah amat terlalu jauh melanggar. Dan Israel sekarang
juga telah melarang kewajiban warga muslim Palestina untuk menunaikan
shalat Jumat di Masjid Al-Aqsha. Kejadian Jumat siang, 16 November 2012
sungguh telah melanggar hak-hak dasar beragama umat muslim, terasuk pula
pelanggaran hak azasi kemanusian lainnya.
“Dan pemerintahan
Republik Indonesia harus segera ajukan protes keras ke Israel atas
kejadian tersebut, juga mendesak PBB dan badan-badan internasional
lainnya untuk lebih proaktif menciptakan perdamaian di tanah Palestina,”
ujar Lukman.
Lukman juga mengimbau
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk dapat memanfaatkan forum
KTT Asean di Kamboja dan KTT Asia Timur di Pakistan yang akan
dihadirinya. SBY bersama negara-negara Asean dan negara-negara D8
lainnya diminta mencarikan solusi perdamaian atas konflik
Israel-Palestina yang kini kembali memuncak.
Sumber Kompas.com memberitakan bahwa Angkatan
Bersenjata Israel (IDF) menambah 16.000 personel tentara untuk
merealisasikan operasi militer ke Gaza. Anggota tambahan itu berasal
dari pasukan cadangan militer.
Jumlah tambahan itu merupakan bagian
dari 30.000 tentara cadangan yang dipanggil sebelumnya atas perintah
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak.
Perintah penambahan pasukan itu dilbuat
tak lama setelah dua roket menghantam kawasan Tel Aviv. Serangan itu
merupakan kali pertama sejak Perang Teluk 1991. IDF mengintensifkan
pasukan udara dan laut untuk melindungi kawasan pantainya pascaserangan
roket tersebut. Dan militer Israel telah membidik 150 sasaran sesuai skala roket jarak medium menuju Gaza.
Sebelumnya pada hari Rabu 14 November 2012 militer Israel juga telah mengkaim bahwa pihaknya berhasil menewaskan Pemimpin militer kelompok militan Palestina, Hamas, Ahmed Jabari, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza. Ahmed Jabari, 46, tewas ketika mobil yang dikendarainya dihantam serangan udara Israel selagi melaju di pusat kota Gaza.
Kabar terakhir bahwa serangan militer
Israel baru-baru ini ada hubungannya dengan kontrak politik yang
dilakukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan calon presiden Amerika Serikat Mitt Romney yang saat ini tengah bersaing bersama presiden Barack Obama, dan sejumlah pejabat penting di Gedung Putih.
*****
Kilas Balik Awal Pergolakan Palestina dengan Israel
Zionis Israel sendiri adalah salah satu
negara di Timur Tengah yang menjadi anak emas Amerika Serikat dan
negara-negara di Eropa lainnya. Pasalnya menurut catatan sejarah Israel
pada zamannya, Israel adalah negara Israel ( bangsa Yahudi) yang berdiaspora telah lama bercita-cita untuk kembali ke Zion dan Tanah Israel.
Harapan dan kerinduan tersebut tercatat pada Alkitab dan merupakan tema pusat pada buku doa Yahudi. Pada permulaan abad ke-12, penindasan bangsa Yahudi oleh Katolik mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa ke Tanah Suci dan meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492.
Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed. Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci
Imigrasi dalam skala besar terjadi, dikenal sebagai Aliyah Pertama, dimulai pada tahun 1881, yakni pada saat orang-orang bangsa Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur. Manakala saat itu gerakan Zionisme telah ada sejak dahulu kala, Theodor Herzl merupakan orang bangsa Yahudi pertama yang mendirikan gerakan politik Zionisme, yakni gerakan yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Tanah Israel.
Kemudian seiring perjalanan waktu yaitu pada tahun 1896, Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi, selanjutanya di tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Sedunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang bangsa Yahudi kemudian berpindah ke Palestina. Baik gelombang pertama dan kedua migrasi tersebut utamanya adalah Yahudi Ortodoks, namun pada Aliyah Kedua ini juga meliputi pelopor-pelopor gerakan kibbutz.
Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina. Atas permintaan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan mendukung rencana-rencana Zionis mendirikan ‘tanah air’
bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang
boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas
yang ada di sana.
Kemudian Legiun Yahudi,
sekelompok batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis,
dan pada akhirnya Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap
rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah
(dalam Bahasa Ibrani artinya “Pertahanan”). Demikianlah sepenggal
sejarah awal terjadinya peperangan antara bangsa Palestina dengan zionis
Israel hingga sampai abad 21 ini…
*****
Akan tetapi ada sebagian ahli
sejarah Internasional tentang Israel menjelaskan bahwa awal terjadinya
pergolakan antara Palestina dengan Israel adanya, Deklarasi
Balfour atau Perjanjian Balfour merupakan sebuah surat yang dikirimkan
Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour, kepada Lord
Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk disampaikan kepada
Federasi Zionis. Surat itu berisi hasil rapat Kabinet Inggris pada 31
Oktober 1917 yang menyatakan mendukung rencana-rencana Zionis bangsa
Yahudi (Israel) mendirikan tanah air bagi Yahudi di Palestina, dengan
syarat yang sama seperti yang terungkap diatas sebelumnya bahwa, tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.
Konflik terjadi karena ketidaktegasan
penjajah dalam membagi wilayah. Dan saat itu, mayoritas wilayah
Palestina berada di bawah kekuasaan Khilafah Turki Utsmani dan batas-batas yang akan menjadi Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot pada 16 Mei 1916 antara Inggris dan Prancis.
Sebagai balasan untuk komitmen dalam
deklarasi Balfour, komunitas Yahudi akan berusaha meyakinkan Amerika
Serikat ikut dalam Perang Dunia I. Kata-kata dalam Deklarasi Balfour
kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Sèvres dengan
Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Berikut isi surat dari Albert
James Balfour yang dikirimkan kepada Lord Rothschild:
“Saya sangat senang dalam
menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan
simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan
disetujui oleh Kabinet.”
“Pemerintahan Sri Baginda memandang
positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan
menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya
tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh
dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari
komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak
dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya.”
“Saya sangat berterima kasih jika
Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi
Zionis. Tak lama setelah ada Deklarasi Balfour, eksodus warga Yahudi di
berbagai penjuru dunia ke Palestina mulai terjadi.”
Akan tetapi dalam perjalanannya
orang bangsa Yahudi tersebut mendirikan negara Israel pada tahun 1948.
Sebuah negara yang muncul kembali setelah lebih dari 2.500 tahun
menghilang dari muka bumi, karena konflik internal dan penjajahan.
Israel pun lantas terlibat
pertikaian perebutan wilayah dengan Palestina dan Yordania, serta
negara-negara Arab lain. Selama Perang Dunia I Inggris mengambil alih
Yerusalem (1917) dan menetapkan kota itu di dalam The Palestine Mandate dari tahun 1922-1948.
Pada tahun 1948, Inggris sebagai
pemegang otoritas tanah Palestina tiba-tiba menyatakan tidak bertanggung
jawab lagi atas seluruh Palestina yang dikuasakan kepadanya oleh Liga Bangsa-Bangsa
yang telah bubar. Nah sudah jelaskan sekarang siapa yang salah.. masa
kita numpang tiba-tiba mau jadi tuan rumah gak benerkan, itulah zionis
Israel..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks