Ilmuwan NASA mengatakan bahwa meskipun Merkurius bersuhu panas dan sangat dekat dengan matahari, planet ini memiliki es dan material organik yang berada pada kawah gelap di kutub utara Merkurius.
Teleskop Bumi telah menemukan bukti adanya es di planet Merkurius selama 20 tahun, tetapi pemuan materi organik merupakan salah satu kemajuan pengetahuan luar angkasa yang diperoleh dari pesawat Messenger NASA pertama yang mengorbit di planet Merkurius.
Material Organik Di Planet Merkurius
Planet Merkurius
merupakan planet berbatu dan perpindahan temperatur paling ekstrim dari
panas ke dingin. Temperatur permukaan Merkurius mencapai 593 derajat
Celcius, suhu di permukaan bisa mencapai 426 derajat Celcius pada jarak
terdekat dengan Matahari dan bisa mencapai -148 derajat Celcius pada
tengah malam.
Planet
Merkurius sendiri memiliki orbit yang sangat elips, mengorbit matahari
setiap 88 hari di Bumi, jarak terdekat ke matahari sekitar 29 juta mil
dan terjauh hingga 43 juta mil. Siang hari jauh lebih lama ketimbang
malam hari, dan meskipun planet Merkurius paling dekat dengan matahari
tapi para ilmuwan menemukan adanya es di kawah Merkurius yang gelap.
Messenger telah direncanakan memasuki orbit Merkurius dan mengelilinginya selama setahun. Satelit ini dibangun senilai US$446 juta dan mampu bertahan dari tarikan gravitasi matahari.
Es
dan material organik yang mirip dengan tar atau batubara diyakini
berusia jutaan tahun yang lalu dari sebuah komet dan asteroid yang
menabrak planet Merkurius. Semua teori ini tentunya masuk akal karena
pada dasarnya makhluk bersel satu bisa saja tercipta di alam manapun.
Cara kerja pesawat Messenger NASA berbeda, tidak seperti NASA Curiosity Mars
yang mengambil sampel batuan dan tanah untuk mencari material organik
secara langsung. Messenger yang mengorbit di Planet Merkurius
memantulkan sinar laser, menghitung jumlah partikel dengan sinar gamma
dan mengumpulkan data lainnya dari orbit jarak jauh.
Penemuan
kawah es dan material organik dengan susah payah disatukan selama lebih
dari satu tahun yang didasarkan pada model komputer, percobaan
laboratorium dan pengurangan, bukan analisis langsung. Paige menyatakan
bahwa hal ini bukan hanya hipotesis belaka, tapi semua kemungkinan
sangat sesuai dengan semua pengamatan yang telah dijalankan, penelitian
ini diterbitkan di jurnal Science.
Merkurius Mengalami Zaman Purba?
Para
ilmuwan meyakini bahwa material organik berkisar dua kali lebih gelap
seperti yang ditemukan pada kebanyakan permukaan planet Merkurius,
materi ini bercampur dengan material komet atau material asteroid pada
zaman es ribuan tahun yang lalu.
Kawah
es menguap dan mencair yang kemudian kembali dipadatkan ketika masa
pendinginan, hal ini meninggalkan endapan gelap di permukaan. Citra
radar Messenger menunjukkan penurunan bercak gelap pada bagian kawah
terdingin di mana es berada di permukaannya.
Daerah-daerah di mana bercak gelap terlihat tidak cukup dingin untuk membentuk es tanpa lapisan di atasnya, dan daerah itu diyakini sebagai material organik.
Para
ilmuwan tidak percaya bahwa planet Merkurius pernah mengalami zaman
purba, namun penemuan material organik pada planet Merkurius dapat
menjelaskan bagaimana kehidupan selain di planet Bumi dan bagaimana
kehidupan mungkin berkembang di planet luar tata surya.
Para
ilmuwan NASA mencari dana untuk melanjutkan operasi, penyelidikan ini
akan tetap berada pada orbit Merkurius hingga pada akhirnya gravitasi
planet akan menyebabkan Messenger jatuh ke permukaannyaPengetahuan Umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks