Sabtu, 19 Januari 2013

Adakah Kehidupan di Merkurius?

Ilmuwan NASA mengatakan bahwa meskipun Merkurius bersuhu panas dan sangat dekat dengan matahari, planet ini memiliki es dan material organik yang berada pada kawah gelap di kutub utara Merkurius.
Teleskop Bumi telah menemukan bukti adanya es di planet Merkurius selama 20 tahun, tetapi pemuan materi organik merupakan salah satu kemajuan pengetahuan luar angkasa yang diperoleh dari pesawat Messenger NASA pertama yang mengorbit di planet Merkurius.

Material Organik Di Planet Merkurius

Planet Merkurius merupakan planet berbatu dan perpindahan temperatur paling ekstrim dari panas ke dingin. Temperatur permukaan Merkurius mencapai 593 derajat Celcius, suhu di permukaan bisa mencapai 426 derajat Celcius pada jarak terdekat dengan Matahari dan bisa mencapai -148 derajat Celcius pada tengah malam.
Kutub Merkurius
Kutub Merkurius / Credit: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory Institution
Planet Merkurius sendiri memiliki orbit yang sangat elips, mengorbit matahari setiap 88 hari di Bumi, jarak terdekat ke matahari sekitar 29 juta mil dan terjauh hingga 43 juta mil. Siang hari jauh lebih lama ketimbang malam hari, dan meskipun planet Merkurius paling dekat dengan matahari tapi para ilmuwan menemukan adanya es di kawah Merkurius yang gelap.
Messenger telah direncanakan memasuki orbit Merkurius dan mengelilinginya selama setahun. Satelit ini dibangun senilai US$446 juta dan mampu bertahan dari tarikan gravitasi matahari.
Es dan material organik yang mirip dengan tar atau batubara diyakini berusia jutaan tahun yang lalu dari sebuah komet dan asteroid yang menabrak planet Merkurius. Semua teori ini tentunya masuk akal karena pada dasarnya makhluk bersel satu bisa saja tercipta di alam manapun.
Cara kerja pesawat Messenger NASA berbeda, tidak seperti NASA Curiosity Mars yang mengambil sampel batuan dan tanah untuk mencari material organik secara langsung. Messenger yang mengorbit di Planet Merkurius memantulkan sinar laser, menghitung jumlah partikel dengan sinar gamma dan mengumpulkan data lainnya dari orbit jarak jauh.
Penemuan kawah es dan material organik dengan susah payah disatukan selama lebih dari satu tahun yang didasarkan pada model komputer, percobaan laboratorium dan pengurangan, bukan analisis langsung. Paige menyatakan bahwa hal ini bukan hanya hipotesis belaka, tapi semua kemungkinan sangat sesuai dengan semua pengamatan yang telah dijalankan, penelitian ini diterbitkan di jurnal Science.

Merkurius Mengalami Zaman Purba?

Para ilmuwan meyakini bahwa material organik berkisar dua kali lebih gelap seperti yang ditemukan pada kebanyakan permukaan planet Merkurius, materi ini bercampur dengan material komet atau material asteroid pada zaman es ribuan tahun yang lalu.
Kawah es menguap dan mencair yang kemudian kembali dipadatkan ketika masa pendinginan, hal ini meninggalkan endapan gelap di permukaan. Citra radar Messenger menunjukkan penurunan bercak gelap pada bagian kawah terdingin di mana es berada di permukaannya.
Daerah-daerah di mana bercak gelap terlihat tidak cukup dingin untuk membentuk es tanpa lapisan di atasnya, dan daerah itu diyakini sebagai material organik.
Para ilmuwan tidak percaya bahwa planet Merkurius pernah mengalami zaman purba, namun penemuan material organik pada planet Merkurius dapat menjelaskan bagaimana kehidupan selain di planet Bumi dan bagaimana kehidupan mungkin berkembang di planet luar tata surya.
Para ilmuwan NASA mencari dana untuk melanjutkan operasi, penyelidikan ini akan tetap berada pada orbit Merkurius hingga pada akhirnya gravitasi planet akan menyebabkan Messenger jatuh ke permukaannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, tetapi harus tetap jaga kesopanan ya broo !
Admin sangat memelukan kritik dan saran untuk kebaikan blog ini.
Thanks